Oleh DAVID McFADDEN | Associated Press
Kingston, Jamaika (AP) —
Jamaika mungkin bisa mendapatkan manfaat dari cadangan logam tanah
jarang (LTJ) yang baru ditemukan. Logam tersebut merupakan bahan penting
dalam produksi smartphone, komputer dan banyak barang berteknologi
tinggi, seperti yang diungkapkan pejabat pertambangan di negara tersebut
pada Selasa.
Menteri Sains, Teknologi, Energi dan Pertambangan
Philip Paulwell mengatakan bahwa para peneliti Jepang percaya bahwa
mereka telah menemukan "LTJ berkonsentrasi tinggi" di lumpur merah
negara itu, atau residu bauksit.
Saat ini Cina merupakan pemasok
utama unsur LTJ di dunia, yang merupakan mineral yang memiliki peran
penting dalam pembuatan produk dari perangkat komunikasi dasar hingga
persenjataan militer berteknologi tinggi. Cemas terhadap dominasi itu,
produsen di seluruh dunia telah meningkatkan pencarian sumber-sumber
lain yang dapat menguntungkan untuk ditambang.
Dalam sebuah
pernyataan kepada parlemen Jamaika, Philip mengatakan bahwa para
peneliti Jepang dari Nippon Light Metal Co. Ltd. meyakini bahwa LTJ
dapat diekstraksi secara efisien di Jamaika, yang dulu industri bauksit
besarnya ambruk pada masa-masa sulit.
Philip menyebut penemuan
ini sebagai anugerah yang sangat berpotensi secara signifikan terhadap
perekonomian di kepulauan Karibia yang saat ini sedang dalam masa sulit.
"Kami
berada di garis start dari sebuah kesempatan yang berpotensi untuk
mendefinisikan kembali prospek perekonomian Jamaika dengan cara yang
positif," katanya kepada anggota parlemen. “... Pemerintah Jamaika
merasa bahwa ekstraksi dari LTJ yang ada di Jamaika merupakan kesempatan
baru yang menarik untuk mendapatkan devisa yang sangat dibutuhkan dan
menciptakan lapangan kerja."
Sebuah program percontohan akan
membentuk jangkauan dari setiap proyek komersial yang potensial di
Jamaika. Badan lingkungan dan perencanaan telah mengizinkan program
percontohan tersebut, namun instansi pemerintah lainnya masih perlu
memeriksanya.
Nippon Light Metal telah setuju menginvestasikan
dana sekitar $3 juta (setara Rp29 miliar) untuk bangunan dan peralatan
yang diperlukan untuk proyek percontohan tersebut, namun juga
bertanggungjawab untuk biaya operasinya. Setiap LTJ yang dihasilkan
selama fase ini akan dimiliki bersama oleh Jamaika dan perusahaan Jepang
tersebut.
Cina telah membangun monopoli virtual dalam penyediaan
unsur LTJ ke berbagai produsen dunia, berkat tenaga kerjanya yang murah
dan standar lingkungan yang rendah. Hal ini membuat banyak perusahaan
di seluruh dunia khawatir dalam beberapa tahun terakhir, dengan
mengurangi ekspor dan pada saat yang sama membangun industri mereka
sendiri, seraya menyerukan bahwa pembatasan ekspor LTJ sangat diperlukan
untuk melindungi lingkungan.
Tahun lalu, World Trade Organizaton
membentuk sebuah panel untuk mengevaluasi ekspor LTJ China setelah
Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang mengeluh tentang pembatasan
penjualan mineral LTJ Cina.
LTJ sebenarnya tidaklah langka. Di
beberapa tempat terdapat konsentrasi LTJ yang cukup berlimpah untuk
ditambang, namun sangatlah sulit untuk mengisolasinya dalam bentuk yang
telah dimurnikan dan diperlukan teknologi canggih untuk
mengekstraksinya.
Jamaika sebelumnya telah mencoba untuk
mendapatkan LTJ dari lumpur merah di sekitar penambangan bauksit negara
tersebut, namun Philip mengatakan bahwa mereka menghadapi tantangan
besar dalam upaya untuk mengekstraksi mineral tersebut dari tambang
bauksit tadi.
Jika proyek percontohan tersebut sukses, Nippon
Light Metal berharap untuk mengekstraksi 1.500 metrik ton LTJ per tahun,
kata Philip.
"Jelas bahwa sumber daya ini merupakan kesempatan
yang harus dikejar oleh Jamaika, dan harus dikelola sedemikian rupa
sehingga Jamaika dan rakyatnya mendapatkan manfaat yang besar," katanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment