Cute Bow Tie Hearts Blinking Pink Pointer
CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, 15 May 2013

Kemampuan Matematika di Kelas Satu SD Menentukan Tingkat Keterampilan Matematika Selanjutnya


Jumat, 1 Maret 2013 - Analisis para peneliti menunjukkan bahwa, dengan rendahnya nilai ujian pengetahuan sistem bilangan di kelas satu SD, secara signifikan memperbesar resiko bagi siswa memperoleh nilai numerasi fungsional yang rendah di usia remaja.

Studi jangka panjang dari para peneliti di National Institute of Child Health and Human Development, menunjukkan bahwa anak-anak yang sebelumnya gagal meraih keterampilan matematika dasar di kelas pertamanya, akan mendapat nilai yang jauh di belakang para siswa lain untuk hasil ujian matematikanya di kelas tujuh. Ujian ini sekaligus menilai tingkat keterampilan matematika yang umumnya dibutuhkan orang dewasa dalam kehidupan sosialnya.
Dasar dari keterampilan matematika, yaitu ‘pengetahuan sistem bilangan‘, adalah kemampuan untuk menghubungkan suatu jumlah dengan simbol numerik yang mewakilinya, serta untuk memanipulasi jumlah dan melakukan penghitungan. Keterampilan ini merupakan dasar untuk semua kemampuan matematika lainnya, termasuk yang diperlukan orang dewasa sebagai anggota masyarakat, sebuah konsep yang disebut numerasi.
Para peneliti melaporkan bahwa upaya awal untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitannya mempelajari pengetahuan sistem bilangan, secara signifikan bisa bermanfaat untuk jangka panjang. Dari data yang mereka peroleh, tercatat lebih dari 20 persen orang dewasa AS tidak memiliki keterampilan matematika kelas delapan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Pengetahuan sistem bilangan adalah kemampuan untuk menghubungkan suatu jumlah dengan simbol numerik yang mewakilinya, serta untuk memanipulasi jumlah dan melakukan penghitungan. Sebagai contoh, 3 titik pada gambar di atas dapat diwakili dengan angka tiga dan 3 terdiri dari 2 dan 1 (Kredit: NIH/National Institute of Child Health and Human Development)
“Pemahaman sejak dini pada jumlah dan bilangan tampaknya menjadi fondasi bagi kita untuk membangun pemahaman yang lebih kompleks pada bilangan dan penghitungan,” kata Kathy Mann Koepke, Ph.D., direktur Ilmu Matematika dan Kognisi dan Belajar: Program Pengembangan dan Gangguan di National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), Eunice Kennedy Shriver, “Untuk mewujudkan prioritas nasional pada pendidikan di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika, maka sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana anak-anak bisa menjadi terampil matematika, dan intervensi apa saja yang dapat membantu mereka dalam berjuang membangun keterampilan ini.”
Hasil penelitian ini merupakan bagian dari studi anak-anak jangka panjang dalam sistem sekolah di Columbia. Diawali dengan mengevaluasi kemampuan pengetahuan sistem bilangan pada para siswa kelas satu dari 12 Sekolah Dasar. Pengetahuan sistem bilangan ini terdiri dari beberapa prinsip inti:
  • Bilangan yang mewakili besaran yang berbeda (lima lebih besar dari empat).
  • Hubungan-hubungan bilangan yang tetap sama meski bilangan-bilangan itu bervariasi. Misalnya, perbedaan antara 1 dan 2 sama dengan perbedaan antara 30 dan 31.
  • Kuantitas (misalnya, tiga bintang) dapat diwakili dengan simbol (angka 3).
  • Bilangan yang dapat dipecah menjadi beberapa bagian (5 terdiri dari 2 dan 3 atau 1 dan 4).
Para peneliti juga mengevaluasi keterampilan kognitif seperti daya ingat, rentang waktu konsentasi, dankecerdasan umum.
Di tahun-tahun berikutnya, studi kembali difokuskan pada para siswa yang sama setelah mereka memasuki kelas tujuh. Dari hasil tes untuk tingkat kelas ini, ditemukan bahwa anak-anak yang memiliki nilai terendah untuk ujian pengetahuan sistem bilangan saat di kelas satu, memperoleh nilai yang tertinggal dari rekan-rekan mereka. Para peneliti mencatat bahwa perbedaan-perbedaan dalam hal numerasi di antara kedua kelompok ini tidak ada kaitannya dengan kecerdasan, kemampuan bahasaataupun metode yang digunakan untuk menyelesaikan soal hitungan.
Nilai yang rendah untuk hasil ujian pengetahuan sistem bilangan di kelas satu SD secara signifikan memperbesar risiko bagi siswa memperoleh nilai tes numerasi fungsional yang rendah di usia remaja. Dimulai dengan rendahnya pengetahuan sistem bilangan, maka menjadi indikasi yang menempatkan anak-anak sedemikian jauh di belakang, bahkan terlalu jauh bagi mereka untuk bisa mengejar ketertinggalan. Grafik di atas menampilkan keterampilan matematika berdasarkan kelas. (Kredit: NIH/National Institute of Child Health and Human Development)
Untuk pengujian di usia 13 tahun, 180 siswa ditugasi menyelesaikan soal tes dalam waktu yang terbatas, meliputi soal-soal penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian beberapa angka; soal-soal kata; serta perbandingan dan penghitungan dengan pecahan. Penelitian sebelumnya sudah menunjukkan bahwa tes ini bisa digunakan untuk mengevaluasi ‘numerasi fungsional’, yaitu keterampilan yang dibutuhkan orang dewasa untuk bisa masuk dan berhasil dalam dunia kerja. Misalnya pemahaman terbatas aljabar yang diperlukan untuk menentukan uang kembalian, mampu menjawab soal seperti: “Jika harga satu unit Rp. 1.400,- dan Anda menyerahkan Rp. 1.200,- pada kasir, ada seberapa perempat dan berapa banyak uang receh untuk kembalian?” Aspek lain dari numerasi fungsional juga termasuk kemampuan dalam memanipulasi pecahan, seperti saat menggandakan bahan dalam resep makanan (misalnya, menuangkan air dari wadah berisi 1½ gelas air ke dalam resep yang memerlukan ¾ gelas air), atau menentukan titik pusat dinding ketika ingin memasang lukisan atau rak tepat di tengah dinding.
Analisis para peneliti menunjukkan bahwa, dengan rendahnya nilai ujian pengetahuan sistem bilangan di kelas satu SD, secara signifikan memperbesar resiko bagi siswa memperoleh nilai numerasi fungsional yang rendah di usia remaja.
Para peneliti mengamati proses belajar dan menemukan bahwa anak-anak kelas pertama yang mendapat nilai terendah juga mengalami perkembangan yang paling lambat dalam hal pengetahuan sistem bilangan di sepanjang tahun sekolahnya. Dimulai dengan buruknya pengetahuan sistem bilangan, maka menjadi indikasi yang menempatkan anak-anak sedemikian jauh di belakang, bahkan terlalu jauh bagi mereka untuk bisa mengejar ketertinggalan.
“Temuan ini sangat berharga untuk menempatkan perhatian pada gagasan bahwa numerasi sejak dini dalam hidup berpengaruh besar tidak hanya bagi individu, namun juga bagi masyarakat di mana ia tinggal dan bekerja,” tutur Dr. Mann Koepke.
Jurnal: David C. Geary, Mary K. Hoard, Lara Nugent, Drew H. Bailey. Adolescents’ Functional Numeracy Is Predicted by Their School Entry Number System Knowledge. PLoS ONE, 2013; 8 (1): e54651 DOI: 10.1371/journal.pone.0054651

RPP SEL ELEKTROKIMIA (SEL VOLTA)

Materi pengembangan bahan ajar

Sunday, 12 May 2013

Logam Tanah Jarang

Oleh DAVID McFADDEN | Associated Press

Kingston, Jamaika (AP) — Jamaika mungkin bisa mendapatkan manfaat dari cadangan logam tanah jarang (LTJ) yang baru ditemukan. Logam tersebut merupakan bahan penting dalam produksi smartphone, komputer dan banyak barang berteknologi tinggi, seperti yang diungkapkan pejabat pertambangan di negara tersebut pada Selasa.

Menteri Sains, Teknologi, Energi dan Pertambangan Philip Paulwell mengatakan bahwa para peneliti Jepang percaya bahwa mereka telah menemukan "LTJ berkonsentrasi tinggi" di lumpur merah negara itu, atau residu bauksit.

Saat ini Cina merupakan pemasok utama unsur LTJ di dunia, yang merupakan mineral yang memiliki peran penting dalam pembuatan produk dari perangkat komunikasi dasar hingga persenjataan militer berteknologi tinggi. Cemas terhadap dominasi itu, produsen di seluruh dunia telah meningkatkan pencarian sumber-sumber lain yang dapat menguntungkan untuk ditambang.

Dalam sebuah pernyataan kepada parlemen Jamaika, Philip mengatakan bahwa para peneliti Jepang  dari Nippon Light Metal Co. Ltd. meyakini bahwa LTJ dapat diekstraksi secara efisien di Jamaika, yang dulu industri bauksit besarnya ambruk pada masa-masa sulit.

Philip menyebut penemuan ini sebagai anugerah yang sangat berpotensi secara signifikan terhadap perekonomian di kepulauan Karibia yang saat ini sedang dalam masa sulit.

"Kami berada di garis start dari sebuah kesempatan yang berpotensi untuk mendefinisikan kembali prospek perekonomian Jamaika dengan cara yang positif," katanya kepada anggota parlemen. “... Pemerintah Jamaika merasa bahwa ekstraksi dari LTJ yang ada di Jamaika merupakan kesempatan baru yang menarik untuk mendapatkan devisa yang sangat dibutuhkan dan menciptakan lapangan kerja."

Sebuah program percontohan akan membentuk jangkauan dari setiap proyek komersial yang potensial di Jamaika. Badan lingkungan dan perencanaan telah mengizinkan program percontohan tersebut, namun instansi pemerintah lainnya masih perlu memeriksanya.

Nippon Light Metal telah setuju menginvestasikan dana sekitar $3 juta (setara Rp29 miliar) untuk bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk proyek percontohan tersebut, namun juga bertanggungjawab untuk biaya operasinya. Setiap LTJ yang dihasilkan selama fase ini akan dimiliki bersama oleh Jamaika dan perusahaan Jepang tersebut.

Cina telah membangun monopoli virtual dalam penyediaan unsur LTJ ke berbagai produsen dunia, berkat tenaga kerjanya yang murah dan standar lingkungan yang rendah. Hal ini membuat banyak perusahaan di seluruh dunia khawatir dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengurangi ekspor dan pada saat yang sama membangun industri mereka sendiri, seraya menyerukan bahwa pembatasan ekspor LTJ sangat diperlukan untuk melindungi lingkungan.

Tahun lalu, World Trade Organizaton membentuk sebuah panel untuk mengevaluasi ekspor LTJ China setelah Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang mengeluh tentang pembatasan penjualan mineral LTJ Cina.

LTJ sebenarnya tidaklah langka. Di beberapa tempat terdapat konsentrasi LTJ yang cukup berlimpah untuk ditambang, namun sangatlah sulit untuk mengisolasinya dalam bentuk yang telah dimurnikan dan diperlukan teknologi canggih untuk mengekstraksinya.

Jamaika sebelumnya telah mencoba untuk mendapatkan LTJ dari lumpur merah di sekitar penambangan bauksit negara tersebut, namun Philip mengatakan bahwa mereka menghadapi tantangan besar dalam upaya untuk mengekstraksi mineral tersebut dari tambang bauksit tadi.

Jika proyek percontohan tersebut sukses, Nippon Light Metal berharap untuk mengekstraksi 1.500 metrik ton LTJ per tahun, kata Philip.

"Jelas bahwa sumber daya ini merupakan kesempatan yang harus dikejar oleh Jamaika, dan harus dikelola sedemikian rupa sehingga Jamaika dan rakyatnya mendapatkan manfaat yang besar," katanya.

Monday, 6 May 2013

about me

Dea Alvicha Putri
Student of University of Bengkulu
Education of Chemistry (2010)
motto  " do the best for everything and keep smile"
loves book and movie..
always listening music..